Napi Ikut JFC X, Petugas Lapas Bawakan Minum


Ruang Kepegawaian Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Jember tiba-tiba berubah menjadi salon dadakan, Minggu (24/7) pagi. Empat perempuan dan dua laki-laki duduk di atas koran yang digelar di lantai ruangan tersebut. Sebuah kaca besar menjadi cermin untuk mereka.
Keenam orang itu adalah peserta Jember Fashion Carnaval (JFC) X yang digelar, Minggu (24/7) siang. Mereka harus berdandan di areal Lapas Kelas IIA Jember karena lima dari enam orang itu adalah penghuni Lapas tersebut. Kelimanya, Ari Herman (30), Mistur (32), Tatik Muchayaroh (29), Juntari (31) dan Maisaroh (21) merupakan narapidana di Lapas Jember, dan seorang lagi Gustri Pandu, petugas Lapas Jember.
Ari dan Mistur merupakan narapidana kasus perkosaan, Tatik Muchayaroh terjerat kasus narkoba, Juntari dalam kasus penipuan, sedangkan Maisaroh masuk penjara karena mencuri.
Ari Herman dan kawan-kawan mungkin berbeda status dengan Gustri, namun melihat mereka berdandan bersama, lenyap sudah anggapan orang tentang status tersebut. Tatik membedaki Mistur, sedangkan Maisaroh membedaki Ari dan Gustri membantu Juntari.
Setelah bedak-membedak selesai, mereka saling bantu melukis wajah serta memasang aneka atribut dan kostum dari jenis defile yang mereka pilih. Pendeknya, mereka kompak menjelang karnaval itu.
Ari dan Mistur memilih defile Punk, sedangkan para perempuan memilih defile Borneo. Mistur memilih kostum punk dengan warna dominan hijau, sedangkan Ari memilih warna hitam.
“Asyik saja dengan punk. Saya membuat kostum ini dua bulan, dibantu petugas dan teman-teman di Lapas,” kata Mistur kepada Surya. Laki-laki yang divonis 12 tahun penjara ini bisa membuat kostum Punk karena diberi pelatihan selama latihan di JFC Centre.
Rasa senang dan percaya diri juga terlihat dari ketiga napi perempuan Tatik, May dan Tari - panggilan akrab ketiganya. Defile Borneo mengangkat kebudayaan dan kekayaan alam Kalimantan. Karenanya, aneka hiasan ala suku Dayak Kalimantan, flora dan faunanya dieksplorasi dalam kostum tersebut.
Tatik mengaku awalnya takut saat disuruh ikut JFC. Tidak hanya Tatik, May dan Tari juga merasakan hal yang sama. Apalagi mereka harus pindah Lapas untuk ikut JFC ini. Ketiganya merupakan penghuni Lapas Wanita Sukun - Malang, kemudian dipindah ke Jember karena diutus oleh Kantor WIlayah Kementrian Hukum dan HAM Jawa Timur untuk ikut JFC X.
“Saya bertemu dengan orang baru saja parno (paranoid, red). Apalagi ikut JFC, wah awalnya parno banget,” kata Tatik menuturkan perasaannya.
Ketiganya merasa takut dan was-was jika peserta lain tidak menerima mereka karena mereka berstatus sebagai napi. Pada awal mereka latihan JFC dua bulan lalu, peserta lain tidak tahu mereka napi. Petugas Lapas memang mendampingi mereka selama latihan, namun mereka tidak memakai seragam karena peserta lain tidak mengetahuinya. Namun lama-lama, mereka tahu dan ternyata peserta lain menerima dengan baik kehadiran narapidana di tengah-tengah peserta JFC.
“Awalnya takut, pesimis, minder. Namun karena teman-teman ternyata menerima dengan baik, kami malah enjoy dan menikmati. Yang jelas, kami banyak belajar saat ikut JFC,” imbuh Maisaroh.
Dan saat hari H tiba, kelima narapidana itu tidak ada bedanya dengan peserta JFC lainnya. Mereka menari, berekspresi dan bergaya di depan ratusan kamera dan di hadapan ribuan penonton. Tidak ada pandangan negatif ataupun caci untuk mereka.
“Kami ingin terus berkarya, walau berada di dalam penjara namun kami tetap bebas berkarya,” tegas Tatik.
Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur Mashudi juga datang untuk menonton penampilan para napi tersebut. “Ini kegiatan positif di luar kegiatan rutin yang kami lakukan. Memang saya suruh untuk ikut. Saya baca tentang JFC di media, lalu saya minta Kalapas Jember untuk bertanya pada panitia apakah napi boleh ikut. Ternyata boleh,” ujar Mashudi.
Jika kegiatan itu berdampak positif kepada para napi, lanjutnya, maka pihaknya berencana mengirimkan peserta dari Lapas untuk perhelatan JFC di tahun-tahun mendatang.
Kepala Lapas Jember Alfi Zahrin menuturkan, mereka yang ikut JFC memang telah lolos seleksi. “Syaratnya memang setidaknya telah menjalani lebih dari 2/3 masa tahanan, juga mempunyai bakat dalam dunia seni dan fashion,” ujarnya.
Selama perjalanan di catwalk sepanjang 3,6 kilometer (dari depan Pemkab Jember ke GOR Jember), para peserta JFC utusan Lapas ini tetap dijaga oleh petugas dari Lapas. Enam petugas Lapas Jember mendampingi mereka sambil membawakan minuman untuk mereka. Akan tetapi para petugas itu tidak nampak seram atau berseragam pegawai Lapas. Mereka memakai kaos JFC X dan berkalungkan ID Card JFC bertuliskan ‘Crew Talent’.
Presiden JFC Dynand Fariz mengatakan, JFC memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang untuk berkarya. “Mereka memang berada di dalam tetapi jiwa dan karya mereka tidak boleh dibatasi. Semua orang berhak mendapat kesempatan yang sama,” ujarnya.
Sementara itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, JFC X kali ini juga dijubeli ribuan penonton di sepanjang catwalk. JFC X dibuka dengan defile Royal Kingdom, kemudian Punk, India, Athena, Tsunami, Bali, Borneo, Roots, Animal Plant dan Butterfly. Defile Punk hingga Butterfly merupakan defile dengan kostum terbaik di JFC I hingga IX dan ditampilkan di satu dekade JFC yakni JFC X.
Royal Kingdom, terinspirasi oleh pernikahan calon pewaris tahta kerajaan Inggris, William dan Kate. Defile marching band ini dibuka oleh penampilan anggota TNI AD dari Brigif 9 Jember. Sebanyak 50 orang dari Batalyon 515 Tanggul dan 509 Sukorejo Brigif 9 Jember nampak gagah dengan kostum pengawal Royal Kingdom. Warna hitam dan merah tentunya mendominasi defile ini. Tidak ketinggalan penutup kepala khas pengawal kerajaan Inggris.
JFC X juga dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Akbar Tanjung juga staf ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Surya Yoga, juga Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan tentunya sejumlah pejabat di Kabupaten Jember mulai dari Pj Bupati Zarkasi dan seluruh kepala satuan kerja.
Jajaran Polres Jember mengerahkan 700 personel Polri untuk menjaga pelaksanaan JFC X dibantu dengan 200 personel dari TNI.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Download Gratis Sampai Kapanpun 2011-2012 | Design by Blogku | Support by Bagus International Corporation