Ini pengalaman unik para mahasiswa dari grup Nusantara Arts Forum (NAF) Jakarta tentang Tari Piring saat mereka bertemu tim dari Rusia. Piring pun dipecahkan. Brak!
Ceritanya NAF sedang mempromosikan budaya Nusantara selama dua pekan di Italia. Saat menampilkan Tari Piring di Xenia Folklore Festival edisi ke-21 di Mormanno, Calabria, mereka mendapati kenyataan bahwa tim Rusia tidak percaya.
"Tadinya saya pikir mereka memakai piring tiruan, tetapi saat piring-piring dipecahkan pada akhir pertunjukan, saya sangat terperangah. Wow! Tari Piring benar-benar unik dan luarbiasa," ujar peserta dari Rusia.
Tim Italia menilai itu musykil. Bagaimana mungkin piring-piring diayun dalam gerakan-gerakan tari sangat cepat dan tidak terlepas dari tangan, demikian Kordinator Fungsi Pensosbud KBRI Roma Musurifun Lajawa dalam keterangan pers kepada detikcom, Senin (15/8/2011).
Xenia Folklore Festival diikuti oleh tim Indonesia, Rusia, Italia, Serbia serta Kroasia dan berlangsung selama tiga malam (11-14/8/2011). Indonesia diwakili NAF berkekuatan 17 mahasiswa dari UI, Binus, UPH dan London School, ditambah 4 siswa SMA Presiden Jakarta.
Sebelumnya NAF di bawah pimpinan Tanti Hori telah tampil di Capaccio-paestum (2/8/2011) dan di Trieste dalam kemasan Malam Budaya Indonesia (29/7/2011). Misi kebudayaan ini bekerjasama dengan KBRI Roma, Konsul Kehormatan RI di Italia dan 3 walikota setempat.
Sejumlah tarian Nusantara yang ditampikan NAF dengan diiringi musik hidup antara lain Tari Janger (Bali), Tari Pergaulan (Betawi), Tari Pasembahan (Sumsel) Tari Enggan dan Bambu (Kaltim), Tari Dol, Tari Kipas, Tari Piring dan Tari Indang (Sumbar).
Pariwisata
Dipandu Kepala Dinas Pariwisata Capaccio-paestum dan Konsul Kehormatan RI di Napoli, Giuseppe Testa, KUAI Priyo Iswanto mengatakan meskipun Indonesia dan Italia secara geografis berjauhan, namun dengan saling mengenal melalui budaya, maka akan tercipta kedekatan di antara masyarakat kedua negara.
Dengan demikian pertukaran kunjungan masyarakat, termasuk wisatawan Indonesia dan Italia diharapkan akan semakin meningkat pada tahun-tahun akan datang, ujar KUAI di hadapan sekitar 1300 penonton warga setempat.
Selama di Capaccio-paestum, rombongan NAF mendapat kehormatan tampil di Teater dei Tempio, kawasan pariwisata arkeologi peninggalan Yunani terbesar di era kekuasaan Yunani Raya pada akhir abad ke-6 Sebelum Masehi (SM) atau 2.700 tahun silam.
Sementara itu di Trieste, NAF berkat dukungan walikota setempat dapat tampil di Castello san di Giusto, sebuah benteng peninggalan Romawi abad ke-12 di atas puncak bukit tertinggi di kota Trieste, menghadap ke laut Adriatik, sekitar 750 km sebelah utara Roma.
Perdagangan dan Investasi
Konsul kehormatan RI di Trieste, Vincenzo Sandalj selaku tuan rumah mengatakan, bahwa kunjungan wisman Italia ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini meningkat.
Diharapkan peningkatan ini juga akan memacu hubungan perdagangan Italia dan Indonesia di tahun-tahun mendatang, ujar Sandalj, seraya menegaskan siap memfasilitasi kegiatan ekspor impor Indonesia-Italia melalui pelabuhan Trieste, salah satu terbesar di wilayah utara Italia.
Di samping kalangan pemerintah, pengusaha dan biro perjalanan wisata yang tampak hadir pada Malam Budaya Indonesia di Trieste, masyarakat Indonesia juga berdatangan dari daerah-daerah sekitar, termasuk dari Genoa.
Kunjungan misi seni budaya dari Indonesia mendapat sambutan cukup luas dari pemda dan asosiasi-asosiasi kebudayaan di Italia. Mereka bersedia menjadi mitra dalam penyelenggaran pentas budaya Indonesia terutama di musim panas pada Mei-Agustus setiap tahun.
Kerjasama ini diharapkan akan meningkatkan hubungan dan saling pengertian antara masyarakat Italia dan Indonesia, yang juga akan mendorong peningkatan kerjasama pariwisata, perdagangan dan investasi.
0 komentar:
Posting Komentar