Jakarta - Tidak lebih dari tiga bulan, tersangka kasus wisma atlet M Nazaruddin tertangkap. Berbeda dengan tersangka kasus cek pelawat Nunun Nurbaetie, yang sudah setahun lebih di luar negeri, belum terlacak keberadaannya.
Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengatakan Nazaruddin dan Nunun 'berbeda'. Nazaruddin kerap muncul melalui media dalam pelarian. Sedangkan, Nunun tidak pernah sama sekali sehingga sulit mengetahui posisinya.
"Sedangkan Nunun, dia menghilang. Tidak ketahuan dimana, mungkin ngumpet di bawah meja," ujarnya sambil tertawa, Kamis (10/8/2011).
Gara-gara muncul di televisi dan Skype, keberadaan Nazaruddin terdeteksi. Akibatnya, Nazaruddin lebih mudah ditangkap daripada Nunun. "Dia (Nazaruddin) kan nongol terus (di media) jadi bisa dipantau terus. Akhirnya kelacak oleh satelit dimana dia berada," ujarnya.
Kasus Nazaruddin pun juga berbeda dengan mafia pajak Gayus Tambunan yang sempat tinggal di luar negeri sebelum akhirnya berhasil dibawa pulang kembali ke Indonesia. "Kalau Gayus kan karena dulu dia yang mau pulang sendiri," ujar Patrialis.
Gayus Tambunan ditangkap oleh Tim Gabungan Mabes Polri dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum di Hotel Mandarin Meritus di Orchad Road Singapore pada tanggal 30 Maret 2010.
Gayus setelah diajak berdialog dengan anggota Satgas PMH bersedia pulang ke tanah air untuk menjalani proses hukum terkait dugaan pencucian uang dan korupsi dalam penanganan pajak PT SAT sebesar Rp25 miliar.
0 komentar:
Posting Komentar