Nazaruddin, buron Interpol dan tersangka KPK yang telah tertangkap di Kolombia, sedang dalam perjalanan pulang menuju tanah air. Pesawat carteran yang ditumpanginya tiba di tanah air Sabtu ini, 13 Agustus 2011. Setibanya di Jakarta, Nazaruddin akan menjalani pemeriksaan di KPK terkait berbagai kasus hukum yang menimpanya.
Berbagai pihak pun menanti dengan penasaran, apakah tudingan-tudingan yang selama dilontarkan oleh mantan bendahara umum Partai Demokrat itu kepada sejumlah pejabat maupun petinggi partai, benar adanya.
Dalam pelarian, Nazaruddin memang kerap menyebut sejumlah nama yang disebutnya terlibat dalam berbagai kasus korupsi. Siapa saja mereka yang pernah disebut Nazaruddin?
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum
Melalui pesan tertulisnya lewat BlackBerry Messenger ke sejumlah media, Nazaruddin menuduh Anas menerima aliran suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games Palembang. Kasus ini pula yang membuat KPK menjadikan Nazaruddin tersangka. Nazar juga menuding Anas menerima aliran dana dari Proyek hambalang. Menurutnya, dana itu digunakan Anas untuk memenangkan jabatan Ketua Umum Demokrat saat Kongres Demokrat di Bandung tahun 2010 lalu.
“Soal Wisma Atlet yang nilai proyeknya Rp200 miliar, sudah dialokasikan Rp16 miliar – Rp9 miliar untuk DPR lewat Paul, dan Rp7 miliar dialokasikan untuk tim kongres pemenangan Anas. Untuk Proyek Hambalang senilai Rp1,2 triliun, dana yang sudah dialokasikan Rp100 miliar, dengan rician ke DPR kurang lebih Rp30 miliar lewat pengusaha teman Anas namanya Mahfud, Rp50 miliar untuk pemenangan Anas waktu kongres, dan ke tim konsultan Anas Ifang Rp20 miliar,” papar Nazaruddin.
Tak hanya itu, Nazaruddin juga menuding Anas melakukan deal dengan KPK terkait penanganan kasus suap Wisma Atlet. “KPK sudah ada deal khusus antara Anas dan Chandra Hamzah. Deal-nya, Chandra terpilih kembali menjadi pimpinan KPK, begitu juga Ade Raharja terpilih kembali. Ini deal untuk KPK ke depan,” kata Nazar. Baik Chandra maupun Anas telah membantah tudingan itu.
Anas lagi-lagi dituding Nazaruddin sebagai orang yang menyuruhnya pergi ke Singapura. “Dari awal saya tidak mau ke Singapura, tetapi disuruh menghindar dulu tiga tahun ke Singapura. Saya benar-benar terjebak. Makanya saya akan buka semua dokumen yang ada. Saya disuruh menghindar dan menenangkan diri. Ternyata di Indonesia dia mengatur skenario saya lari,” tutur Nazar. Anas telah membantah semua tudingan Nazaruddin tersebut.
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng
Pada awal pelarian Nazaruddin, Nazar menuding Andi terlibat dalam sejumlah proyek bernilai triliunan rupiah di Kemenpora yang dipimpinnya. Andi telah membantah tuduhan itu.
Angelina Sondakh, Wayan Koster, dan Mirwan Amir
Angelina, anggota Komisi X DPR yang juga salah satu petinggi Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat, dituding bermain anggaran. “Yang bermain anggaran di Kemenpora itu Ibu Angelina, Pak Wayan Koster, dan pimpinan Badan Anggaran Mirwan Amir, bukan saya,” kata Nazaruddin. Ketiganya pun sudah membantah tudingan Nazaruddin itu.
“Itu tidak benar. Saya tidak pernah minta jatah untuk Komisi X DPR terkait pembangunan Wisma Atlet,” kata Angelina. Anggota Komisi X dari Fraksi PDIP, Wayan Koster, juga menyangkal tuduhan Nazar. “Pak Nazar tidak pernah berhubungan dengan saya,” kata dia.
Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah dan M Jasin
Selain menuduh Chandra melakukan deal dengan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, Nazaruddin juga menuding Chandra dan Jasin merekayasa penanganan kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games yang membelitnya. Nazaruddin bahkan menuding Chandra menerima suap dalam penanganan kasus pengadaan baju Hansip, dan menerima dana dari seorang pengusaha. Chandra dan Jasin sudah membantah tudingan itu.
Deputi Bidang Penindakan KPK Ade Rahardja
Sama seperti tudingan terhadap Chandra, Ade juga dituding Nazar pernah bertemu dengan Ketua umum Demokrat Anas Urbaningrum untuk melakukan negosiasi atas kasus yang menyeret dirinya.
“KPK sudah ada deal khusus antara Anas dan Chandra Hamzah. Deal-nya, Chandra terpilih kembali menjadi pimpinan KPK, begitu juga Ade Raharja terpilih kembali. Ini deal untuk KPK ke depan,” kata Nazaruddin dalam wawancara live dengan stasiun Metro TV, Selasa 19 Juli 2011.
Benarkan berbagai tudingan Nazaruddin yang dialamatkan kepada sejumlah tokoh tersebut? Mari tunggu pembuktian Nazaruddin.
0 komentar:
Posting Komentar