Jakarta – Survei oleh Lingkaran Survey Indonesia (LSI) menunjukkan kepercayaan publik terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merosot. Dari 1.200 responden, hanya 41,6 persen yang masih mempercayai KPK. Mayoritas responden tidak percaya KPK mampu memberantas korupsi secara ideal.
“Dalam penelitian itu, ada empat faktor yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap KPK luntur,” ujar Peneliti Senior KPK, Adjie Alfaraby di Jakarta, Minggu (7/8/2011).
Pertama, jajaran pimpinan KPK saat ini tidak seberani pendahulunya. Ini terjadi setelah terjadi kriminalisasi terhadap pimpinan KPK. Yakni, dalam kasus Antasari Azhar yang diseret ke penjara karena terlibat pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen. Kriminalisasi lainnya adalah kasus Bibit-Chandra yang dituding menerima suap.
Kedua, pimpinan KPK dianggap sudah terpengaruh kekuasaan. Indikasinya, kasus skandal bailout Bank Century terkatung-katung. Sampai saat ini KPK tidak mampu menuntaskan kasus itu.
Ketiga, KPK diduga sudah disusupi jaringan mafia hukum seperti terlihat dalam kasus suap pemenangan Miranda Goeltom sebagai deputi gubernur senior Bank Indonesia. KPK hanya mampu menindak penerima suap, sedangkan pemberi suapnya masih bebas.
Keempat, pimpinan KPK diduga berkompromi dalam penanganan kasus suap wisma atlet SEA Games yang melibatkan politikus Partai Demokrat M Nazaruddin. Indikasinya, KPK tidak bisa mengungkap dalang utama dibalik suap ini. Termasuk tidak mampu berbuat banyak terhadap Nazaruddin yang bebas berkeliaran di luar negeri.
0 komentar:
Posting Komentar