Jakarta - Pelatih timnas Indonesia memaparkan alasan mengapa timnya tampil jeblok di babak kedua saat menghadapi Turkmenistan. Apakah itu?
Berbekal dukungan penuh para pendukung setianya yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno, Indonesia tampil perkasa dan sukses menumbangkan Turkmenistan dengan skor tipis 4-3 (agregat 5-4).
Dengan keberhasilan ini, pasukan Garuda berhak atas satu jatah tiket berlaga di babak ketiga zona Penyisihan Asia.
Tim Merah Putih tampil trengginas di babak pertama tiga gol sukses mereka lesakkan melalui dua gol Cristian Gonzales dan satu gol Muhammad Nasuha.
Akan tetapi, pasukan Garuda gagal mempertahankan penampilan cemerlangnya di babak kedua. Turkmenistan berhasil memperkecil ketertinggalannya menjadi 3-1 di babak kedua melalui gol bunuh diri Muhammad Nasuha di menit ke-71.
Meskipun bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke-79 menyusul dikartumerahnya Bahtiyar, Turkmenistan justru tampil lebih baik dan mencetak dua gol tambahan melalui Berdy Shamuradov dan Gahryman Chonkayev. Namun, Turkmensitan gagal menyamakan kedudukan hingga pertandingan berakhir.
“Ketika pemain merasa lelah Anda bisa lihat mereka tidak bisa mengntrol permainan. Jadi saya mengganti pemain dengan yang lebih bugar,” tuturnya.
“Mungkin memang kami agak menurun di babak kedua, tapi itu hal yang biasa dalam sepakbola. Saya sebenarnya butuh pemain forward, tetapi karena pemain tengah butuh dukungan. Saya lebih memilih memasukkan pemain tengah.”
Pelatih asal Belanda itu juga mengatakan bahwa kemenangan ini adalah hasil kerja keras tim, bukan berkat satu-dua orang pemain saja.
"Saya tidak pernah membicarakan permainan secara individu, tapi secara tim. Hari ini kerja keras tim membuahkan hasil. Untuk ke depannya, kami harus bisa menjalin kekompakan yang baik untuk membangun tim," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar